EBEN HAEZER “Sampai Di Sini Tuhan Menolong Kita”
(Oleh: RINA TARIGAN)
EBEN-HAEZER
Berasal dari kata –'EBEN, batu (Kejadian 28:11; 29:2; Keluaran 21:18;
Imamat 20:2, dan lain-lain), dan kata -'ÊZER, penolong (Kejadian 2:18,
20; Keluaran 18:4;Ulangan 33:7, dan lain-lain). Kata 'EBEN HÂ'ÊZER dapat
diartikan “ batu penolong.”
Dalam Perjanjian Lama, kata Eben-Haezer dipakai 3 kali. Yaitu di dalam :
* 1 Samuel 4:1,
"Dan perkataan Samuel sampai ke seluruh Israel. Orang Israel maju berperang melawan orang Filistin dan berkemah dekat Eben-Haezer, sedang orang Filistin berkemah di Afek."
* 1 Samuel 5:1,
"Sesudah orang Filistin merampas tabut Allah, maka mereka membawanya dari Eben-Haezer ke Asdod."
"Dan perkataan Samuel sampai ke seluruh Israel. Orang Israel maju berperang melawan orang Filistin dan berkemah dekat Eben-Haezer, sedang orang Filistin berkemah di Afek."
* 1 Samuel 5:1,
"Sesudah orang Filistin merampas tabut Allah, maka mereka membawanya dari Eben-Haezer ke Asdod."
* 1 Samuel 7:12,
"Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: 'Sampai di sini TUHAN menolong kita.'
"Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: 'Sampai di sini TUHAN menolong kita.'
Dan pemakaian kata Eben-Haezer dalam ke -3 ayat di atas memberikan 2 macam pengertian, yaitu :
1.Merupakan nama diri yang merujuk kepada suatu tempat di mana orang Israel dua kali dikalahkan oleh orang Filistin. (1 Sam.4:1 & 1 Sam.5:1)
Daerah ini mungkin merupakan tempat di mana Samuel meletakkan sebuah batu untuk memperingati kemenangan atas orang Filistin (1 Samuel 7:12 - di bawah). Lokasi yang tepat tidak diketahui, sebagian orang menyatakan bahwa lokasinya dekat Bet-Semes, sebagian lagi menyatakan bahwa lokasinya sekitar 10 hingga 12 mil sebelah timur Yope.
2.Merupakan nama diri yang diberikan kepada sebuah batu yang didirikan oleh Samuel untuk memperingati kemenangan bangsa Israel atas orang Filistin 1 Sam.7:12. (Bagian ini menjadi fokus pembahasan kita-penulis)
Sebuah batu yang diletakkan oleh nabi Samuel sebagai batu peringatan. Bukan untuk di sembah, tapi hanya sebagai ‘monumen’ peringatan atas pertolongan Tuhan pada saat itu. Nama tersebut juga memiliki pengertian yang sama dengan maksud dari peletakan batu tersebut. Eben –Haezer : Sampai di sini Tuhan menolong kita.
Untuk memahami lebih dalam bagian 1 Sam.7:12, kita harus memahami latar belakang dari ayat tersebut.
Latar Belakang 1 Sam.7:12
Bangsa
Israel di dalam 1 Sam. 5:1, mengalami kekalahan perang yang telak.
Bukan saja secara fisik mereka di kalahkan, bahkan secara mental dan
rohani mereka di hancurkan, dengan di rebutnya Tabut Allah oleh bangsa
Filistin.
Tabut Allah adalah lambang kehadiran dan penyertaan Allah di tengah umatnya. Ketiadaan Tabut Allah di tengah bangsa Israel dapat di artikan sebagai hilangnya pembelaan Allah bagi mereka.
Bagi bangsa Filistin pada awalnya, merampas Tabut Allah merupakan tindakan genius/brillian, Sampai mereka merasakan kemudian, bahwa Tabut Allah justru membawa bencana besar bagi bangsa mereka (pasal 5). Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk mengembalikan Tabut Allah kepada bangsa Israel, setelah (pasal 6).
Pada
Pasal 7, Tabut Allah sudah di kembalikan bahkan sudah 20 tahun berada
di tengah bangsa Israel. Namun pertolongan dan kehadiran Allah tidak
dapat dirasakan bangsa Israel, itulah sebabnya mereka mengeluh (7:1-2). Dan
akar permasalahannya ada pada ay.3, secara tersirat kita dapati bahwa
bangsa Israel selama ini, hidup seperti bangsa kafir. Sekalipun Tabut
Allah ada di tengah mereka, namun mereka tidak menyembah kepada Allah,
melainkan kepada Baal dan Asytoret (Dewi kesuburan orang Sidon). Itulah sebabnya Allah membiarkan mereka menjadi bulan-bulanan bangsa Filistin.
Kejadian
dalam 1 Sam 7:12, dilatar belakangi dengan pertobatan dan perubahan
sikap (reformasi) bangsa Israel, yg meresponi ajakan dari nabi Samuel
(ay.3). Kali ini ajakan tersebut di respon dengan baik oleh bangsa
Israel. Mereka bertobat ,berpuasa, mengakui dosa mereka dan menjauhi Baal dan Asytoret, dan kembali hanya menyembah Allah saja.
Pada
titik pertobatan mereka, ujian kembali muncul, bangsa Filistin yang
selama ini selalu menghantui kehidupan mereka, kembali berencana
menyerang mereka. Namun kali ini mereka benar-benar mencoba untuk hidup
benar, dengan belajar mengandalkan Allah dan mempercayaiNya untuk
menyelamatkan mereka. Mereka memohon Samuel tidak berhenti memohon bagi
mereka kepada Allah, agar mereka di selamatkan dari tangan orang
Filistin. Dan Allah menyelamatkan mereka, setelah sekian lama, Allah
seolah-olah tidak ada di antara mereka.
Akhirnya
terjadilah peristiwa peletakan batu Eben-Haezer, di mana Samuel
mengajak bangsa Israel untuk mengingat peristiwa pertolongan Tuhan.
Implikasi dari 1 Sam.7:12
Peletakan batu, Eben-Heazer adalah sebuah ‘Moment’ (saat/waktu)
untuk mengingat pertolongan Allah, dan sebagai ucapan syukur atas
pertolongan Allah, juga untuk memuliakan Allah. Hal ini sekaligus
diharapkan menjadi ‘Momentum’ (dorongan/kemampuan bergerak) bagi bangsa Israel untuk terus mengingat kebaikan Tuhan yang mereka terima saat itu. Sehingga mendorong mereka juga untuk terus mempercayai
Allah, yang hidup, yang dapat di percayai dan di andalkan. Karena
inilah ‘pertama kalinya’ setelah bertobat, mereka merasakan kembali
pertolongan Allah.
‘Sampai di sini Allah telah menolong kita ‘, tidak berbicara tentang pertolongan Allah yang telah selesai. Namun bicara tentang ‘inilah” pertolongan Allah, yang sudah di mulai dan akan berlanjut terus.
Apa
yang di dilakukan Samuel (ay.7:12), seharusnya membantu kita untuk
dapat memperhatikan ‘moment-moment’ dalam hidup kita, di mana ada
saat-saat yg perlu kita ingat, di mana Allah bekerja dengan dasyat menolong kita.
Di
dalam hidup saya, moment terbaik, yang pernah saya alami adalah ketika
Tuhan Yesus membongkar setiap dosa saya dan membawa saya kepada
pertobatan untuk menerima pengampunanNya. Karena setiap teguran/hajaran Tuhan, saya imani sebagai bagian dari pembentukan Tuhan terhadap saya. Ada
kelegaan yang luar biasa, ada rasa syukur yang tidak terhingga dan ada
dorongan untuk menjadi orang yang lebih baik. Mempercayai FirmanNya dan
melakukan FirmanNya menjadi lebih mudah, setelah moment pemulihan.
Itulah yang saya bayangkan juga terjadi pada bangsa Israel, ketika
mereka mengalami kemenangan atas bangsa Filistin. Bukan sekedar
kemenangan secara fisik (menang perang), tapi yang lebih penting mereka
menang untuk mempercayai Allah, dan untuk bersandar pada Allah,
sekalipun ada kekuatan besar yang mengancam.
Hidup
kita sebagai anak Tuhan, perlu memiliki kepekaan untuk mengetahui
moment-moment, yang Tuhan berikan, untuk kita syukuri sebagai bagian
dari pertolongan Tuhan dalam membentuk kita.
Melihat
setiap peristiwa dalam hidup kita, sebagai saat/moment Tuhan menolong
kita (membentuk kita), itu akan melahirkan rasa syukur dan perubahan
hidup.
Batu ‘Eben-Haezer’ adalah suatu sikap/respons kita terhadap Tuhan Yesus. Dan sebagai orang berdosa, yang sering di ampuni Tuhan Yesus, seharusnya kita sering meletakan ‘Batu Eben-Haezer’(bersyukur, mengakui pertolongan Tuhan dan memuliakan-Nya) dalam hidup kita.
“Aku
akan meletakkan Eben-Haezer setiap aku menyelesaikan pekerjaanku,
setiap keberhasilan menjalin hubunganku dengan seseorang , setiap
keberhasilan dalam pelayananku, dalam keluargaku, dalam kesehatanku,
dalam masalah-masalahku, sebagai peringatan untuk mengingatkan aku bahwa
Tuhan terus bekerja menolong aku. “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar